Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Banyak Tawar Kepada Pejuang Senja

Terus Berjuang -  (Oleh: Ola Anisa Ayutama) Lebih baik jangan tawar menawar dengan kakek-kakek atau nenek-nenek yang di tengah keterbatasan fisiknya masih berupaya mencari rezeki halal. Kisah ini saya ceritakan di sini semoga bisa diambil hikmahnya. 

Suatu hari, saya pulang ke rumah setelah pergi ke luar kota. Berhubung di rumah tidak ada orang yang bisa menjemput, maka saya pun memutuskan naik becak saja. Toh sudah lama saya tidak naik becak. Memang, naik becak itu harap-harap cemas soal harga. Di Yogya harga naik becak sama harga kendaraan online bisa bisa lebih mahal naik becak. Tapi, sore itu saya pasrah saja soal harga karena memang kalau di Purworejo mah kagak ada transportasi online. Saya berjalan untuk mencari becak tapi entah kenapa agak sulit menemukan becak sore itu hingga kemudian mata saya menangkap ada tukang becak di balik pohon sedang duduk. Saya langsung memanggil bapak itu dengan melambaikan tangan tapi bapaknya seperti tidak respons. Ibu-ibu yang ada di samping bapak becak itu melihat saya teriak memanggil bapak becak langsung si ibu menepuk pundak bapak itu dan bapaknya baru 'ngeh' kalau saya panggil. Singkat cerita si bapak mengantarkan saya ke rumah. Bapak ini sudah tua tp fisiknya masih kuat. Hanya saja memang pendengarannya agak berkurang. 

Baca Juga:  Menghasilkan uang melalui internet dengan Google Adsense

Nah, saat saya turun dan tanya berapa tarif becaknya, si bapak bilang "sedoso ewu. (Sepuluh ribu)". Saya sodorkan uang 20ribu dan tidak berniat meminta kembalian sebenarnya. Tapi si Bapak nanya " mbak, niki pinten nggih artone? (Ini berapa ya uangnya mbak?)" Saya jawab "kalih doso ewu (20rb) pak." Langsung si bapaknya merogoh saku dan mengeluarkan uang kembalian "niki mbak jujulipun 10ewu nggih." Tapi bagaimana hati saya ndak mberebes mili ketika melihat bahwa uang yang bapaknya sodorkan itu 50ribu, bukan 10ribu. Saya pun membisikkan ke bapak itu "Pak, niku gangsal doso ewu (50rb) sanes 10ewu." Dan si bapak tetep kekeuh ngembaliin uang itu ke saya yang padahal 50ribu. Saya akhirnya bilang ke bapaknya kalau uangnya yg tadi saya berikan ikhlas tidak perlu kembalian. Tapi beliau masih ga mau. Huhu saya sudah mau nangis saat itu sampai akhirnya saya bilang "Pak, kembalian yg tadi itu buat bapak karena bapak tadi udah nganterin saya jauh dan saya barangnya bawa banyak pak. Nek penumpang lain kan ga bawa barang banyak." Barulah bapaknya mau menerima bahwa uangnya ga usah dikembalikan. Bapak becak itu pun pamit ke saya. Dan saya mengantarkan bapak becak itu dengan berbagai perasaan haru sekaligus bangga.
Jika bapak becak itu ayah kita, yang telah bermandi peluh di luar demi nafkah, lalu ia masih berupaya jujur, sungguh, anak manakah yang tidak bersyukur? Saya yang bukan anak saja mendoakan bapak itu terus menerus agar diberi kebaikan.
Jadi, kalau ada kelebihan rejeki, sama pedagang kecil kaya gitu, mending jangan tawar menawar ya bu ibuuu.


Jangan Banyak Tawar Kepada Pejuang Senja

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Tahun Banyak Tanyanya Para MaBa

Posting Komentar untuk "Jangan Banyak Tawar Kepada Pejuang Senja"

Pasang Backlink Profesional Terpercaya untuk Blog Anda di Website Ini

KLIK DISINI