Tanahku gersang tanahku tandus - Puisi
Aku sempatkan untuk membuka mata, tanahku gersang
Aku lebih suka bermain ditanah gersang ini, walau dibalik bukit ini tandus
Surga dimana matahari masih membelalak
Setengah hari terang, setengahnya lagi gulita
Indah, sangat indah
Baca Juga: Menghasilkan uang melalui internet dengan Google Adsense
Aku lebih suka bermain ditanah gersang ini, walau dibalik bukit ini tandus
Surga dimana matahari masih membelalak
Setengah hari terang, setengahnya lagi gulita
Indah, sangat indah
Baca Juga: Menghasilkan uang melalui internet dengan Google Adsense
Di gulita aku sempatkan pula tidur
Sepertiganya hanya terpicing, banting tulang membolak buku
Mencoba mencairkan gersang dan tandus
Mencoba mendatangkan air lepas dari dahaga
Tanah tempat kelahiran yang menjanjikan surga
Walau tandus, indah, mata pemimpi berserak
Termasuk aku, ingin mencari air pelepas dahaga
Gersang selimut malam, dingin menusuk
Jangkrik tak pernah ada
Seperti pesawat kesasar di udara, si awam berduyun melihat
Ada benda terbang dan berbunyi, gersang
Sekali lagi gersang.
Seperti pesawat kesasar di udara, si awam berduyun melihat
Ada benda terbang dan berbunyi, gersang
Sekali lagi gersang.
Lukisan mata pemimpi
Membawa bibit seribu
Untuk ditanami ditanah ini, gersang
Tak apa walau hanya satu yang bersemi
Walau ringkih dan canggung menahan hidup.
Karena tanahku tandus
Membawa bibit seribu
Untuk ditanami ditanah ini, gersang
Tak apa walau hanya satu yang bersemi
Walau ringkih dan canggung menahan hidup.
Karena tanahku tandus
Yang penting pemimpi berserak
Cepat laun tangan akan bergerak
Dari otak para penyamun ilmu
Akan hadir dunia baru
Cepat laun tangan akan bergerak
Dari otak para penyamun ilmu
Akan hadir dunia baru
Menyisihkan dua pertiga malam untuk membelalak
Sepertiganya lagi untuk terpicing
Mengurai mimpi jadi nyata
Berkelahi dengan petuah tetua lama
Sengaja menyisihkan malam
Untuk satu pengharapan. SUBUR
Baca juga: Sekali Lagi, Ini Yang Sejati
Sepertiganya lagi untuk terpicing
Mengurai mimpi jadi nyata
Berkelahi dengan petuah tetua lama
Sengaja menyisihkan malam
Untuk satu pengharapan. SUBUR
Baca juga: Sekali Lagi, Ini Yang Sejati
Posting Komentar untuk "Tanahku gersang tanahku tandus - Puisi"
Posting Komentar