Puisi - Duduk
Kita dihamparan cenderung liar
Menyela kata mendebat makna
Merusuh dengan lidah
Mencaci dengan rona murkaSembilu ditebar hingga akal mengiris hati
Tak ayal banyak yang bersimpuh tapi kekar melukai
Merusak sendi demi sendi hingga mematah
Mematah ungkai kata ingin memenangi
Ukir-ukir hingga mengikir saling sembunyi
Sembunyi taktik untuk sudut menyuduti
Kelakar diluar manis rapi, tapi menusuk
Hingga lengah tenggelam menenggelam
Duduk itu duduk beriya-iya
Merangkai makna menguntai kata
Lengkap saling melengkapi
Menyulam ketidaksempurnaan
Makna dirangkai makna kemaslahatan
Menyulut api perjuangan
Juang angkat pikiran
Walau senjata sedang disarungkan
Duduk menduduki tak punya guna
Menyamar cahaya hingga gelap
Duduklah berduduk untuk ber-iya
Hingga selaksa makna jadi punggawa
Merusak sendi demi sendi hingga mematah
Mematah ungkai kata ingin memenangi
Ukir-ukir hingga mengikir saling sembunyi
Sembunyi taktik untuk sudut menyuduti
Kelakar diluar manis rapi, tapi menusuk
Hingga lengah tenggelam menenggelam
Duduk itu duduk beriya-iya
Merangkai makna menguntai kata
Lengkap saling melengkapi
Menyulam ketidaksempurnaan
Makna dirangkai makna kemaslahatan
Menyulut api perjuangan
Juang angkat pikiran
Walau senjata sedang disarungkan
Duduk menduduki tak punya guna
Menyamar cahaya hingga gelap
Duduklah berduduk untuk ber-iya
Hingga selaksa makna jadi punggawa
Hamzah Vensuri
Balingka, 25 April 2022
Posting Komentar untuk "Puisi - Duduk"
Posting Komentar