Puisi - Membekal Jiwa
Kita berangsur tua bersama saga senja
Kulit mengeriput berisyarat kalau memang tak lama
Mata mulai memudar hingga rona susah dibedakan
Mengapa senja ikut menyenja dimakan usia?
Kita belum punya apa untuk dibekal
Kita belum punya modal untuk menghadap
Haruskah kita diam dalam kesenjaan ini?
Mungkin hanya titah dan gejolak diri yang akan beri jawaban
Kita membekal diri lewat persiapan
Persiapan untuk membekal hidup mengekal
Mendapati surga atau neraka
Atau malah teombang oleh perkara nista dengan manusia
Kita cukupkan bekal untuk mengkekal
Amal baik menunjuk rupa surga
Memerangi hawa-hawa melaknat pencipta
Melahirkan bahagia lewat Do'a dan harapan
Kita belum sampai secuil merasai nikmat
Dunia hanya debu, sedang akhirat semestanya
Semesta yang meruah tumpah dengan nikmat-Nya
Tak dinyana oleh akal, belum terlihat oleh rona mata
Dunia letakkan digenggaman
Akhirat letakkan di dada
Jalankan syariat agar sehat jiwa
Jauhkan prahara agar tak dilaknat
Bekal tetaplah bekal
Bekal yang akan kita suapi ketika datang panceklik dan penghakiman.
Hamzah Vensuri
Balingka, 24 April 2022
Posting Komentar untuk "Puisi - Membekal Jiwa"
Posting Komentar